Bayi Usia 19 Bulan di Malaysia Didiagnosis Idap Kanker Ovarium
robbanipress.co.id, JAKARTA – Seorang gadis berusia 19 bulan di Malaysia didiagnosis mengidap kanker ovarium, penyakit yang biasa menyerang wanita berusia lanjut. Ibu anak tersebut, Fallarystia Sintom, menyadari pada bulan Agustus bahwa ada sesuatu yang salah ketika putranya mulai mengalami sembelit dan diare.
Bayi bernama Daneen Auni Riksi itu pun dikabarkan tak seaktif biasanya dan hanya ingin digendong. “Anak saya tidak nyaman, dan karena tidak bisa bicara, dia hanya menangis saat kesakitan,” kata Fallarystia (25 tahun), seperti dilansir The Straits Times, Senin (14/10/2024).
Keluarga yang tinggal di Sabah ini pertama kali berobat ke rumah sakit di sana. Namun, kanker tersebut baru diketahui saat bayi tersebut dirujuk ke rumah sakit khusus ibu dan anak karena jumlah darahnya turun drastis.
Dokter di rumah sakit menemukan tumor berukuran 13,5 sentimeter, dan setelah operasi pada tanggal 2 Oktober, mereka memastikan bahwa Daneen menderita kanker ovarium stadium tiga. Kanker ovarium stadium tiga biasanya berarti kanker telah menyebar dari satu atau kedua ovarium ke area di luar panggul, seperti perut, dekat kelenjar getah bening, atau permukaan hati, menurut International Ovarian Cancer Research Alliance (Ocra). .
Fallarystia berkata: “Ketika saya diberitahu, saya sangat sedih karena anak saya masih kecil dan ovarium kanannya telah diangkat.” Orang tua Daneen juga memiliki seorang putra berusia empat tahun yang menderita autisme.
Menurut Ocra, sekitar 90 persen wanita yang menderita kanker ovarium berusia di atas 40 tahun. Daneen diperkirakan akan memulai kemoterapi segera setelah ia pulih dari operasi. “Selama ada obatnya, masih ada harapan,” kata Fallarystia.
Meski pihak keluarga berharap Daneen bisa pulih, ayah anak tersebut, Riksi Tahir, mengungkapkan kekhawatirannya atas tagihan rumah sakit. “Sampai saat ini pihak rumah sakit belum memberikan perkiraan biayanya, termasuk pekerjaan yang dilakukan dan kemoterapinya,” kata petugas pemadam kebakaran berusia 25 tahun itu.
Riksi juga telah meminta sumbangan dari masyarakat dengan harapan dapat meringankan beban keuangannya. Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Sabah juga membagikan keluhan Riksi di halaman Facebook-nya.
Mulai kemoterapi…lanjutkan membaca >>