BPOM Rilis Hasil Pengujian terhadap Roti Aoka: Tidak Mengandung Natrium Dehidroasetat

0 0
Read Time:2 Minute, 22 Second

robbanipress.co.id, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) akhirnya mempublikasikan hasil uji roti Aoka. Faktanya, hasil uji sampel menunjukkan roti Aoka tidak mengandung natrium dehidroasetat.

“Pada tanggal 28 Juni 2024, BPOM mengambil sampel produk Aoka Bakery dari peredaran dan melakukan pengujian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa produk tersebut tidak mengandung natrium dehidroasetat,” demikian keterangan BPOM dalam keterangan resmi yang diperoleh robbanipress.co.id.

Kemudian, pada 1 Juli 2024, BPOM juga melakukan pemeriksaan di fasilitas pembuatan toti Aoka, tidak ditemukan kandungan natrium dehidroasetat.

Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan di fasilitas toko roti Aoka pada 1 Juli 2024 yang menunjukkan tidak ditemukan natrium dehidroasetat, tulis BPOM. Bagaimana dengan hasil tes roti Okko?

Selain roti Aoka, roti Okko juga tengah mendapat perhatian belakangan ini.

BPOM juga melakukan pengujian terhadap roti Okko produksi PT Abadi Rasa Food, Bandung. Hasilnya ditemukan mengandung natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat).

Hasil pengujian terhadap sampel roti Okko yang diterima dari fasilitas produksi dan distribusi menunjukkan adanya natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat registrasi produk dan tidak mengandung BTP yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 34 Tentang Bahan Tambahan Pangan 11 Tahun 2019,” kata BPOM.

Melihat hasil tersebut BPOM, Okko memerintahkan produsen roti tersebut untuk menarik kembali produknya, memusnahkannya dan melaporkan hasilnya ke BPOM.

Melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah, BPOM memantau penarikan dan pemusnahan produk Okko Bakery, kata BPOM.

BPOM juga menyatakan telah meninjau fasilitas Okko Bakery pada 2 Juli 2024. Badan tersebut menemukan bahwa produsen roti Okko tidak menerapkan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPOB) dengan baik dan konsisten.

Atas temuan tersebut, BPOM menghentikan kegiatan produksi dan distribusi. BPOM kemudian melakukan pengambilan sampel dan uji laboratorium, tulis BPOM.

Setelah kejadian ini, banyak orang bertanya tentang natrium dehidroasetat. apa ini

Profesor Zullis Ikawati, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, mengatakan natrium dehidroasetat (sodium dehydroacetate) adalah garam natrium dari asam dehidroasetat, senyawa organik yang digunakan sebagai pengawet dalam industri makanan dan kosmetik.

“Sifat ini mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi sehingga memperpanjang umur simpan produk,” kata Zullis.

Zullis menjelaskan, natrium dehidroasetat secara umum dianggap aman dikonsumsi dalam jumlah tertentu. Namun, seperti bahan kimia lainnya, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan.

“Dalam dosis tinggi, natrium dehidroasetat dapat menyebabkan iritasi saluran cerna dan efek toksik pada hati dan ginjal. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa dosis yang sangat tinggi berpotensi menyebabkan keracunan,” kata Zullis.

 

Zullis mengatakan regulator kesehatan menetapkan batas aman bagi masyarakat untuk mengonsumsi natrium dehidroasetat.

Menurut Komite Ahli Gabungan Bahan Tambahan Makanan FAO/WHO (JECFA), asupan harian yang dapat diterima (ADI) adalah 0-0,6 mg per kilogram berat badan per hari, kata Zullis.

Dalam industri makanan, natrium dehidroasetat dapat digunakan dalam jumlah yang sangat kecil dan tunduk pada peraturan ketat untuk menjamin keamanannya.

“Produk yang ditarik kembali kemungkinan besar mengandung natrium dehidroasetat yang melebihi batas aman,” kata Zullis.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %