Gondongan Rusak Alat Reproduksi dan Mengancam Kesuburan Pria, Salah Satu Alasan Kenapa Istri Tak Hamil-Hamil
robbanipress.co.id, Jakarta – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo mengatakan penyakit gondongan berdampak signifikan terhadap kesehatan reproduksi pria. Dalam rapat kesehatan reproduksi remaja di Kantor Walikota Lübük Linggau, Rabu, 17 Juli 2024, dr Hasto menjelaskan, virus penyebab penyakit gondongan yaitu paramyxovirus bisa menyerang testis pria.
“Kalau sudah dewasa dan sudah menikah, istri Anda tidak hamil, bisa jadi karena dia mengidap penyakit gondongan. Jadi, kalau laki-laki terkena penyakit gondongan, harus segera disembuhkan,” kata dr Hasto. Apa penyebab penyakit gondongan?
Menurut Webmd, penyakit gondongan merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dan mudah menyebar melalui air liur dan lendir dari hidung dan tenggorokan. Anak-anak yang belum mendapat vaksin MMR (campak, gondok, dan rubella) mempunyai risiko lebih tinggi tertular penyakit ini.
Meskipun penyakit gondongan dapat menyerang berbagai bagian tubuh, infeksi ini paling sering menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar penghasil air liur yang terletak di bawah dan di depan telinga. Infeksi ini menyebabkan kelenjar kendur, menyebabkan pipi dan rahang tampak bengkak, yang merupakan tanda khas penyakit gondongan.
“Dulu penyakit ini lebih umum. Namun, setelah vaksin MMR ditemukan pada tahun 1967, kasus penyakit gondongan menjadi kurang umum di Amerika Serikat,” lapor WebMD.
Pentingnya vaksinasi dan pengobatan yang cepat terhadap paparan otitis media ditegaskan dr Hasto, terutama karena dampaknya yang serius terhadap organ reproduksi pria. Dengan vaksinasi yang tepat, penyebaran penyakit gondongan dapat dikurangi dan risiko komplikasi seperti infertilitas dapat dihindari.
Dr Hasto juga menjelaskan, selain penyakit gondongan, merokok juga berdampak negatif terhadap kesehatan reproduksi pria.
“Kualitas air mani atau sperma pria perokok dibandingkan bukan perokok jauh lebih baik jika tidak merokok. Oleh karena itu, jika ingin mempersiapkan generasi yang sehat dan berkualitas, kurangi kebiasaan merokok,” ujarnya.
Untuk melahirkan anak yang sehat dan cerdas, persiapan kesehatan bagi laki-laki sebaiknya dimulai 75 hari sebelum pembuahan, sedangkan bagi perempuan 90 hari sebelumnya.
BKKBN memiliki aplikasi bernama Elsimil yang ditujukan untuk calon pengantin. Aplikasi ini membantu calon pengantin mendaftar dan menjalani pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum pernikahan. Dengan begitu, petugas kesehatan di puskesmas bisa memantau kesiapan calon pengantin untuk hamil.
Sebelum menikah, calon pasangan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan (Disdukkapil). Salah satu persyaratan tersebut adalah tes kesehatan pranikah.
Tes kesehatan pranikah mencakup empat hal utama, yakni tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar hemoglobin (Hb). Indikator-indikator tersebut merupakan bagian minimal dari tes kesehatan pranikah yang harus dilakukan untuk menjamin kesehatan calon pengantin.
Hasto mengingatkan, perempuan membutuhkan pil suplemen darah untuk mencegah anemia karena perempuan yang sedang menstruasi mengeluarkan darah sebanyak 200 cc setiap bulannya.
“Donor darahnya 250 cc, tapi hanya bisa dilakukan tiga bulan sekali. Bahkan setiap bulannya wanita mengeluarkan darah menstruasi sebanyak 200 cc. “Jadi kamu harus minum pil suplemen darah agar tidak kehilangan darah.” kata dr. Hasto.
Hasto menekankan, usia reproduksi itu penting karena mencakup banyak hal. Termasuk rata-rata usia menstruasi adalah 12,5 tahun.
“Kalau ada yang sudah haid 8 tahun, itu tidak normal, harus ke dokter. Begitu pula batasnya adalah 16 tahun. “Jika tidak menstruasi lebih dari 16 tahun, untuk menjaga kesuburan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter,” jelas dr Hasto.