Jadi Pemenang Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik, Intip Cerita Desa Ibru Muaro Jambi

0 0
Read Time:3 Minute, 4 Second

robbanipress.co.id, Jakarta Ibro adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Mastung, Kabupaten Muaro Jambi. Dibandingkan dengan desa lain di Jambi, Ibro merupakan desa kecil yang berpenduduk 271 kepala keluarga, walaupun luas wilayahnya tidak cukup besar, namun desa ini mempunyai banyak sumber daya alam.

Desa Ibro memiliki banyak sumber mata air alami dan lahan kosong yang dapat diolah dalam skala lebih besar. Demi mencari produk yang bagus dan mengembangkan perekonomian lokal, Desa Ibro melakukan inovasi dan banyaknya potensi yang dimiliki daerah ini.

Desa Ibro mempunyai kolam air, selain itu Desa Ibro terus mengembangkan sektor pertaniannya dan memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman rimpang seperti kunyit. Lebih lanjut Arman mengatakan, selain menjadi produk kesehatan dan juga memperkuat perekonomian masyarakat, desa ini memilih tanaman rimpang untuk dibudidayakan.

Ditambahkannya, Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di desa khususnya petani, pemerintah di desa melalui BUMDes Soka Makmur berupaya memanfaatkan lahan kering yang menurutnya cocok untuk ditanami tanaman obat hayati seperti kunyit.

Direktur BUMdes Suka Makmur Anggoro Kasih menjelaskan tanaman biomedis merupakan tanaman yang bermanfaat sebagai obat herbal atau jamu. Tanaman jenis ini mudah tumbuh pada kondisi kering, selain mudah dipanen dengan waktu panen yang singkat.

Berbagai penelitian dan seni yang dilakukan BUMDes Suka Makmur terus berlanjut hingga akhirnya pada tahun 2022, BUMDes Suka Makmur kembali mencoba produk berbahan dasar kunyit yaitu sabun batangan kunyit. Sabun kunyit dibuat tidak hanya untuk digunakan di rumah, tetapi juga sebagai oleh-oleh. Dari sinilah muncul produk lain seperti kerupuk kunyit, pengharum ruangan, bubuk kristal kunyit, dan pemanfaatan kulit kunyit sebagai eco-enzyme.

Budidaya tanaman biomedis terbukti membantu petani di desa Ibro. Selain itu, Desa Ibero didukung oleh banyak sumber daya alam, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam produksi jamu dari pohon obat yang ada di Indonesia.

Dalam produksi dan pengolahan kunyit, BUMDes didukung oleh dua kelompok petani dan masyarakat sekitar. Untuk menanam kunyit, BUMDes meminta warga menanam kunyit di pekarangan rumahnya.

Di bidang pertanian, BUMD juga melatih kelompok tani. Dari produksi turunannya terlihat bahwa setiap produksi mempunyai masa panen yang berbeda-beda. Waktu panen yang singkat juga membuat harga kunyit tetap stabil karena panennya lambat.

Beliau juga menyampaikan bahwa pemerintah desa Ibro telah melakukan berbagai upaya untuk menjadi desa percontohan di kabupaten Jambi. Dalam beberapa tahun terakhir, Kampung Ibro juga menjadi Kampung Laboratorium Terpadu (DLT) karena mendorong warga masyarakat, khususnya kelompok tani, untuk melakukan kegiatan distribusi sesuai kemampuannya.

“Menteri BRI berpesan agar kami mengikuti program Desa BRIlian. Selama mengikuti proyek Desa BRIlian, desa kami mengikuti berbagai kursus yang ditawarkan oleh tim bisnis BRI. Banyak kursus manajemen bisnis, keuangan, penanganan, Manajemen yang diberikan.

Pada saat yang sama, produk kunyit kampung Ibro telah diperkenalkan ke dua negara tetangga yaitu Turki dan Malaysia dan mendapat sambutan yang baik. Setelah meraih penghargaan sebagai desa inovatif dan digital terbaik, desa Ibra melalui BUMDes Suka Makmur berencana memproduksi produk lain yang berbahan dasar kunyit, seperti sabun mandi, bekerja sama dengan mitra spesialis di bidang tersebut.

BUMDes Suka Makmur juga akan membangun rumah digital, rumah produksi, rumah cuci rimpang, rumah jemur. Semuanya dibangun dalam satu kawasan, tidak hanya untuk produksi, namun kawasan lain bisa dijadikan peluang baru untuk menarik wisatawan.

“Kita akan ciptakan industri pertanian dan agrowisata biofarmasi. Jadi tempat yang kita bangun ini akan menjadi daya tarik wisata industri,” kata Angoro.

Direktur Utama BRI Sunarso pernah menjelaskan bahwa BRLiaN Village merupakan program pemberdayaan pedesaan yang bertujuan untuk menciptakan model-model pembangunan pedesaan yang diperkenalkan BRI sebagai strategi pembangunan. Hingga akhir tahun 2023, sebanyak 3.178 desa telah menerima listrik desa BRLiaN.

“Program desa BRLiaN merupakan contoh nyata komitmen BRI sebagai BUMN untuk memanfaatkan manfaat ekonomi dan sosial secara bersamaan, sehingga tidak ada alasan untuk membantah, dengan kemampuan BRI dalam mengelola permasalahan dengan baik maka tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. ” Dia mengulangi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %