Kemenperin Siapkan Rp 20 Miliar untuk Restrukturisasi Peralatan Industri Makanan dan Minuman
robbanipress.co.id, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2024 melalui Kementerian Perindustrian (Kemenberin) Jakarta.
Merijandij Pungwan Pintaria, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Makanan Ringan Kementerian Perindustrian (Kemenberin), mengatakan alokasi anggaran saat ini masih terkendala peraturan yang akan dikeluarkan.
“Pada anggaran awal tahun ini sudah dialokasikan Rp 20 miliar untuk makanan dan minuman, namun terkendala payung hukum yang belum diberikan. Kita masih berusaha mencapainya di kuartal I. Sebaiknya kita merealisasikannya dengan Desember,” kata Marijandij, Rabu (13/3/2024). ungkapnya dalam konferensi pers bertajuk “Kinerja Industri Minuman Tahun 2023, Serta Peluang dan Tantangan Tahun 2024” di Jakarta.
Sementara itu, dia mengatakan penyerahan rencana restrukturisasi mesin merupakan rencana pemerintah dengan menggunakan pembayaran atau pembayaran kepada pelaku industri di sektor makanan dan minuman.
Selain itu, belajar dari proyek serupa sebelumnya di industri lain, misalnya industri hasil hutan dan hortikultura, serta pengolahan kayu, Kemenperin akan melakukan peremajaan mesin atau peralatan untuk 20 perusahaan di sektor makanan dan minuman.
“Targetnya 20 perusahaan, minuman 10, makanan 10, tergantung harga pembayarannya. Karena pembayaran tertinggi di industri pengolahan kayu seperti saat ini di sektor kehutanan dan hortikultura. Hanya Rp 1 miliar,” dia berkata.
Namun, jika permintaan di sektor makanan dan minuman lebih rendah dari yang direncanakan, maka jumlah perusahaan penerima manfaat juga akan direstrukturisasi.
“Targetnya 20, tapi kalau nilai pelunasannya kurang dari Rp 1 miliar, dan biaya industrinya tidak besar, kita bisa membidik lebih dari 20 perusahaan,” tutupnya.
Sebelumnya, para pelaku bisnis minuman ringan memperkirakan penjualan minuman ringan akan meningkat saat bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri atau Idul Fitri tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triono Prijosoeciello mengatakan penjualan minuman ringan umumnya meningkat selama Ramadhan. Bahkan mampu menyumbang 30-40 persen dari total penjualan minuman per tahun.
“Insyaallah, harus, mau, mohon doanya, karena mau tidak mau Ramadhan secara tradisi bisa berkontribusi 30-40 persen dari total per tahun. Jadi besar sekali,” kata Triono dalam konferensi pers terkait hal tersebut. “Kinerja Industri Minuman Tahun 2023, Serta Peluang dan Tantangan Tahun 2024” di Jakarta Selatan pada Rabu (13/3/2024).
Menurut dia, jika Ramadhan tahun ini berjalan lancar maka akan berdampak pula pada kinerja pertumbuhan industri minuman ringan. Misalnya saja saat digelarnya pemilihan presiden kemarin (PhilPress), volume penjualan minuman ringan sedikit meningkat. Ia berharap Ramadhan semakin bertambah.
“Jadi, kalau Ramadhan itu berat, maka secara profesional juga akan sulit. Harapan kami, Ramadhan mulai berjalan.
ASRIM memperkirakan pertumbuhan ini akan terus berlanjut hingga Idul Fitri tahun ini. Namun Triono tidak merinci target peningkatan penjualan minuman ringan selama Ramadan dan Idul Fitri.
“Yah, sejauh ini bagus, penjualan sudah meningkat di awal bulan ini dan mudah-mudahan bisa terus sampai lebaran,” ujarnya.
“Saya belum melihat data spesifik persentase pertumbuhannya. Tapi banyak teman-teman yang tergabung yang mulai bilang mulai tumbuh. Kita bisa lihat datanya setelah lebaran,” pungkas Triono.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) Triono Prijosocillo mengatakan penjualan minuman ringan anjlok hingga 50 persen selama pandemi Covid-19.
“Kita semua mengetahui dampak Covid-19 dan ini sangat penting bagi industri minuman, kita melihat penurunan penjualan yang bisa mencapai 45-50 persen,” kata Triano dalam laporan bertajuk “Kinerja Industri Minuman”. konferensi pers. “Peluang dan Tantangan Tahun 2023, serta Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2024).
Ia mengatakan, pandemi 2020-2021 merupakan masa berat bagi industri minuman dalam negeri.
“Faktanya, kondisi industri minuman sangat-sangat memprihatinkan, sangat menantang,” ujarnya.
Sejauh ini, industri minuman ringan masih dalam masa pemulihan dari Covid-19. Dalam pemaparannya, tingkat penjualan biasanya meningkat sebesar 3,1 persen setiap tahunnya dari tahun 2022 hingga 2023.
Namun penyumbang utama peningkatan ini adalah air mineral. Di luar penjualan air mineral, industri minuman ringan mencatat pertumbuhan negatif sebesar 2,6 persen, kata Triono.