Kendaraan Listrik Akan Memicu Krisis Air di Seluruh Dunia

0 0
Read Time:1 Minute, 10 Second

BEIJING – Ketika dunia mulai berencana menggunakan mobil listrik dan melestarikan sumber daya terbarukan, terdapat risiko besar: Apa yang akan terjadi dengan penambangan litium secara besar-besaran?

Di satu sisi, litium merupakan komponen kunci dalam baterai yang dibutuhkan untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan, yang penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun di sisi lain, proses ekstraksi dan produksi litium membutuhkan banyak air dan berpotensi mencemari sumber daya air, terutama di wilayah yang sudah mengalami kelangkaan air.

“Mitigasi perubahan iklim terkadang menyulitkan masyarakat dan wilayah yang mengalami tekanan ekstrem untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim,” James J.A. Blair, Associate Professor Teologi Teologi Geografi dan Ekologi)

“Di tempat-tempat di mana kekeringan atau panas ekstrem merupakan penyebab utama tekanan iklim, kita harus sepenuhnya menyadari masalah pasokan air yang terkait dengan beberapa industri yang bertujuan mendukung transisi energi.”

Proses penambangan litium, mulai dari ekstraksi mineral hingga pengolahannya, mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan, khususnya terhadap kualitas dan kuantitas air.

Masyarakat yang tinggal di dekat tambang litium, seringkali merupakan masyarakat adat atau masyarakat terpencil, seringkali menanggung beban lingkungan yang tidak proporsional.

Saat ini, baterai litium ion (Li) merupakan jenis kendaraan listrik yang paling banyak digunakan, dan megabaterai tersebut juga digunakan untuk menyimpan energi terbarukan. Masalahnya adalah baterai litium sangat sulit untuk didaur ulang.

Salah satu alasannya adalah metode daur ulang baterai yang lebih tradisional, seperti baterai asam timbal, tidak berfungsi dengan baik untuk baterai Li.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %