Lagu Baru TXT Diboikot, MOA Singgung Isu Kemanusiaan di Kongo dan Palestina
JAKARTA – TXT baru-baru ini merilis lagu baru berjudul “Open Always Wins” yang berkolaborasi dengan brand elektronik Korea Samsung untuk meluncurkan smartphone barunya. Lagu tersebut juga menjadi tema sponsor Olimpiade 2024 di Paris.
Meskipun merek-merek besar dan kolaborasi dianggap sukses di kancah fandom K-Pop, belakangan ini semakin banyak penggemar yang mengkhawatirkan merek-merek yang diasosiasikan dengan idola favorit mereka.
Signifikansi sosial dan politik dari merek ini mendapatkan perhatian penggemar K-Pop, terutama karena gerakan Palestina dalam subkultur tersebut. Oleh karena itu, keterkaitan para idola dengan merek-merek seperti Starbucks, McDonald’s, atau bahkan merek mewah LVMH telah dikritik dan diboikot oleh banyak orang.
Lagu TXT milik Dadang sempat ditolak fansnya, MOA. Namun, ada banyak alasan di balik hal ini, poin pertama yang menjadi perdebatan adalah kemungkinan keterlibatan Samsung dalam eksploitasi tenaga kerja yang tidak manusiawi di Kongo.
Republik Demokratik Kongo dikatakan menderita “genosida diam-diam” karena jutaan anak-anak terpaksa bekerja dalam kondisi yang sangat tidak aman di pertambangan untuk mengekstraksi kobalt dan coltan, dua mineral yang menjadi andalan semua teknologi modern.
“@TXT_bighit Sebagai duta Samsung yang akan mempromosikan penggunaan lebih banyak produk elektronik yang memproduksi peralatan bernilai jutaan warga Kongo dan juga karena ini adalah perusahaan besar Zionis, Anda saat ini berpartisipasi dalam genosida,” tulis netizen tersebut.
Alasan lain MOA tidak senang dengan kemitraan ini adalah karena hampir 6.500 pekerja Samsung Electronics di Korea Selatan telah mengumumkan pemogokan tanpa batas waktu, menuntut upah dan tunjangan yang lebih baik. Dari sudut pandang banyak penggemar internasional, tidak memboikot Samsung pada tahap ini seperti melintasi perbatasan di kehidupan nyata.
Hubungan bisnis Samsung yang berkelanjutan dengan Israel dan dukungannya terhadap Olimpiade, yang oleh gerakan BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) disebut sebagai target boikot karena tidak meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Palestina, adalah alasan lain di balik ketidakpuasan MOA terhadap Israel. kemitraan ini. . .
“Hei, semua orang tahu Olimpiade diboikot karena mengizinkan Israel berpartisipasi!