Lika-Liku Daud Kim, Youtuber Mualaf Korea Selatan dalam Membangun Masjid
robbanipress.co.id, Jakarta – YouTuber asal Korea Selatan Dawood Kim yang juga beragama Islam baru-baru ini mengumumkan kepada para penggemarnya melalui Instagram bahwa ia akan membangun masjid di atas tanah yang dibelinya di Incheon.
Dalam foto yang dibagikan, Kim terlihat mengenakan jaket hitam, celana baggy hitam, dan kaos putih sederhana sambil memegang kontrak di bawah langit biru cerah di sebuah lahan kosong.
“Dengan bantuan Anda, saya akhirnya menandatangani kontrak atas tanah ini untuk membangun masjid di Incheon,” tulis Kim Dawood.
Selain itu, seseorang yang diidentifikasi sebagai Jay Kim berkata, “Tempat ini akan segera menjadi masjid. Saya tidak percaya harinya telah tiba… Saya ingin tempat ibadah untuk dakwah dan studio podcast Islami. Berencana untuk membuat orang Korea”
Kim mengungkapkan harapannya untuk melihat lebih banyak rumah ibadah Islam di negaranya, dan optimis suatu hari nanti suara salat akan terdengar di semua jalan.
Kim meminta dukungan finansial dari pengikutnya untuk mewujudkan mimpinya, termasuk informasi tentang PayPal dan rekening banknya.
Kim Dawood mengejutkan netizen setelah keputusannya masuk Islam dengan menunaikan umrah pada September 2019.
Meskipun Muslim merupakan sebagian kecil dari populasi di Korea Selatan, sebagian besar adalah pelajar asing dan pekerja asing, kontribusi dan upaya Kim untuk meningkatkan infrastruktur Muslim di negara tersebut sangat dihargai.
Dawood Kim mengalami liku-liku yang penuh tantangan dalam mewujudkan mimpinya tersebut.
Dalam video YouTube yang diunggah pada 16 Oktober 2021, Kim menyoroti penolakan keras masyarakat terhadap rencana mahasiswa Muslim membangun masjid di Daegu.
Sesampainya di lokasi, Dawood Kim disambut dengan beberapa spanduk ketidaksetujuan yang dipajang secara kasar, bahkan ada yang bergambar kepala babi di salah satu bangunan. Penduduk setempat memblokir akses ke lokasi konstruksi dan menolak masuknya pekerja.
Salah satu spanduk bertuliskan, “Pembangunan masjid dimulai dari kebohongan, kami tidak akan tertipu untuk kedua kalinya.”
Ada pula yang menulis ‘Segera cabut izin mendirikan bangunan untuk mencegah Islamisasi di tempat kami tinggal’, seperti dikutip dari saluran gaya hidup robbanipress.co.id pada Rabu, 17 April 2024.
Setelah itu, Kim bertemu dan mewawancarai seorang pelajar dari Pakistan.
Siswa tersebut mengatakan bahwa dia telah salat di tempat yang sama selama tujuh tahun.
Namun tempatnya sangat kecil, sedangkan jumlah santri yang tinggal di kawasan tersebut mencapai lebih dari 150 orang, sehingga tidak cukup untuk menampung semua orang.
Dalam proses konstruksi, mereka telah mengikuti prosedur hukum dengan meminta persetujuan dari otoritas hukum dan tetap memperhatikan kewajiban etika.
Selain itu, mereka juga berdiskusi dengan tetangga untuk mendapatkan izin yang diterima. Meski sudah mendapat izin resmi, mereka tetap mendapat pemberitahuan untuk menghentikan pembangunan.
Pada tahun 2023, Kim mengunggah video yang menyatakan bahwa pembangunan sedang berlangsung dan diperkirakan selesai pada tahun 2023 atau 2024.
Dawood Kim kemudian mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan dukungan yang diberikan terhadap pembangunan masjid tersebut.
Setelah membangun masjid di Incheon, Kim mempunyai tujuan baru yaitu menunaikan dakwah di Korea Selatan dengan membangun masjid di daerah lain di Daegu dan Seoul.
“Tujuan saya adalah mengajak lebih banyak masyarakat Korea untuk memeluk agama yang benar, yaitu Islam. Setelah saya masuk Islam, saya memikirkan bagaimana cara berdakwah di Korea, dan saya yakin orang Korea membutuhkan Islam,” ujarnya.
“Dan, saya percaya jika orang Korea menjadi Muslim, mereka akan menjadi Muslim yang lebih baik dibandingkan orang lain,” tambahnya.
Ia mengaku akan menghadapi tantangan pahit pada proyek keduanya, khususnya di Seoul, seperti sulitnya mencari tempat untuk membangunnya dan biaya yang terlalu mahal.
Selain itu, permasalahan hukum juga perlu dibenahi karena untuk membangun tempat ibadah di Korea Selatan harus mendapat izin dari pemerintah, yang prosesnya tidak mudah.
“Saya butuh waktu karena harus menyelesaikannya secara legal. Jadi, sementara proyek ini memakan waktu lebih lama. Kami akan terus mengumpulkan dana,” ujarnya.
“Dan saya menabung 20 persen penghasilan saya setiap bulannya,” imbuhnya.