Mensos Risma Berbagi Pengalaman Tangani Bencana di Forum Infrastruktur OECD
robbanipress.co.id, Jakarta, Rabu pagi (10/4) di hari kedua Forum Infrastruktur Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris, Prancis, Menteri Sosial Terry Reissamaharini menjadi pembicara pembuka mengenai topik tersebut . “Infrastruktur Kritis”. fleksibilitas.”
Forum ini terkena dampak meningkatnya bencana yang berhubungan dengan pemanasan global seperti angin topan, banjir, tanah longsor, kebakaran dan gempa bumi yang mempengaruhi kemampuan infrastruktur dalam menjalankan fungsinya. Kegagalan infrastruktur, bencana alam, epidemi, dan serangan dunia maya juga diakibatkannya.
Sebelum menjadi Menteri Sosial, Terri Resmaharini pernah diundang oleh OECD untuk membangun kota Surabaya. Dan dalam tiga tahun terakhir, Menteri Sosial Rasma beberapa kali diundang oleh OECD sebagai pembicara di forum infrastruktur tentang inklusi sosial, dimulai dengan dampak sosial, rantai nilai global. Dalam kesempatan tersebut Mensos Resma berpesan kepada seluruh masyarakat bagaimana menjamin ketahanan infrastruktur terhadap cuaca.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Cincin Api atau gugusan gunung berapi. Pemanasan global telah berdampak pada Indonesia seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, angin topan, hilangnya potensi ekonomi di bidang pertanian dan pariwisata, serta ancaman terhadap kesehatan masyarakat.
Selain itu, Indonesia menghadapi berbagai bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami, Indonesia akan menghadapi kurang lebih 5.400 bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, cuaca ekstrim, tanah longsor dan kebakaran hutan.
Kondisi geografis dan paparan terhadap bencana tersebut membuat Indonesia harus memiliki ketahanan terhadap bencana, dengan mempertimbangkan potensi gangguan dan risiko kegagalan infrastruktur.
Menteri Sosial Resma menyampaikan Kementerian Sosial RI telah mengembangkan sistem pangan sosial sebanyak 613 rumah kaca sosial di 29 provinsi. Selain itu juga menyiapkan buffer stock yang mencakup 328 kota/kabupaten untuk memberikan dukungan logistik jika terjadi bencana dan pasca bencana.
Bahan-bahan tersebut meliputi makanan, pakaian, tenda, pengolahan air, dapur umum, fasilitas sanitasi seperti mesin cuci, sistem penerangan energi surya, dan toilet portabel. Persediaan ini penting untuk melanjutkan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, trauma healing, tempat ibadah sementara, dan sekolah darurat juga siap diterapkan dalam penanganan bencana. Dalam penanganan pascabencana, Kemensos memberikan rumah tahan gempa, pelatihan vokasi berupa new starter, untuk membantu masyarakat membangun kembali kehidupannya.
Untuk menghadapi dan mengelola dampak bencana, Kementerian Sosial mengerahkan 25.008 Tagana atau taruna siaga prabencana dan mendukung 49.916 pekerja sosial yang terhubung secara digital dengan sistem pusat komando.
Integrasi dengan BMKG memungkinkan mobilisasi sumber daya seperti Kementerian Sosial, 37 unit pelaksana teknis (pusat dan pusat besar), Tegnas dan pendamping sosial untuk melakukan pembinaan, serta mengaktifkan setiap sumber daya manusia. Berikan laporan cepat dalam waktu sekitar 10 menit.