Menyingkap Jejak Islam di Nusantara, Bedah Buku PPI Unas Mengungkap Fakta Baru
Jakarta – Pusat Pengkajian Agama Islam (PPI) Universitas Nasional (Unas) menggelar acara bedah buku dalam rangka Hari Lahirnya tahun 2012, “Prasasti Islam di Nusantara: Keturunan Hadramaut, Pagarung, Palembang dan Maluku Banda Neira di Maluku Utara” . HUT PPI Unas ke-39 di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Februari 2024.
Ketua PPI Unas Fachruddin M. Mangunjaya dan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Alumni, Dosen Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Administrasi Bisnis, Unas, mengawali Suryono Efendi.
Baik Suryono maupun Fachrudin menyambut baik acara bedah buku ini. Keduanya menilai karya ini adalah kepentingan PPI Unas untuk membahas sejarah asal usul Islam di Indonesia.
Penulis buku tersebut, Saleh Umar Al Haddar dalam sambutannya mengatakan, ia mengidentifikasi 5 tema dalam pembuatan buku ini, yaitu teori fenomenologi dan teori geografi, kemudian perbandingan agama dan kemudian peniruan dan peniruan Islam Barat.
Keempat, tentang tauhid dan ketuhanan, dan terakhir tentang pahlawan tanpa tanda jasa, kata Saleh.
Saleh juga menulis buku Az sebanyak 600 halaman. Selain itu, Islam juga menjelaskan masalah kemunduran sebelum pembangunan.
Penulisan buku ini, katanya, merupakan salah satu bentuk penelitian buku Islam yang banyak menghadapi tantangan, mulai dari mengawali karya orang lain hingga menjiplak kitab suci Islam kuno.
Saleh menjelaskan, sejarah perkembangan Islam di nusantara patut dikaji hingga saat ini, karena masih terdapat permasalahan di kalangan penduduknya. Ia menambahkan, masalahnya adalah banyak penulis buku-buku Islam Barat, dulu dan sekarang, yang mengacaukan kajian Islam dengan para pengikutnya.
“Islam tidak bisa disamakan dengan sejarah umat Islam, karena risalahnya sempurna, yang patut dilestarikan adalah orang-orang yang melanggar kajian Islam modern, walaupun ditulis buku-buku barat yang menyatakan Islam dan Islam berbeda, tetap tidak bisa menggoyahkan sejarah. kajian Islam yang ada,” jelas Saleh.
Menurutnya, objektivitas kitab-kitab yang ditulis orang Barat mengharuskan risalah Islam dibedakan dengan sejarah umat Islam, sehingga terjadi perpecahan antara Islam dan umat Islam, namun warisan pemikiran Islam menyatakan bahwa perbuatan dan perkataan umat Islam adalah bagian dari Islam.
“Islam dan umat Islam tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan satu kesatuan walaupun mempunyai makna yang berbeda. “Umat Islam adalah mereka yang beriman atau mengimani Islam itu sendiri,” tegas Saleh.
“Saya menyebut Barat plagiat, salinan Islam, Socrates, Plato, Aristoteles, semua pemikir besar (karyanya) ditiru, Islam tidak pernah dijiplak. Sekarang mari kita lihat teori fungsionalisme sosiologis Barat yang terbuka, yang ditulis oleh Syeh Abubakar bin Salim, dari Hadramaut, Yaman, pada tahun 1485. “Kalau tidak percaya, dia mendapat penghargaan atas buku yang ditulisnya,” lanjutnya. Sejarah perjalanan spiritual peraih Ballon d’Or Menarik sekali jika kita menilik sejarah spiritual legenda AC Milan, George Weah. Mantan presiden Liberia masuk Islam dan meninggalkannya. robbanipress.co.id.co.id 17 Juli 2024