Merasa Cemas dan Khawatir Sepanjang Waktu Bisa Picu Sleep Anxiety, Kenali Gejalanya
robbanipress.co.id, Jakarta – Kecemasan tidur (sleep anxiety disorder) merupakan suatu ketakutan atau kecemasan yang sangat besar terhadap tidur. Gangguan tidur dan mental, seperti kecemasan, seringkali berjalan seiring. Jika Anda merasa cemas dan stres terus-menerus, hal ini dapat menimbulkan rasa cemas saat tidur dan menyebabkan Anda sulit tertidur atau tetap tertidur.
Orang dengan kecemasan tidur cenderung mengalami rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan sebelum tidur karena khawatir akan tertidur atau terus-menerus khawatir akan tertidur. Hal ini biasanya memperburuk situasi, sehingga terasa seperti siklus tanpa akhir.
Ada pula penderita nomophobia yang membuat penderitanya takut tidur karena merasa akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya saat tidur. Mereka mungkin merasa perlu tetap terjaga dan tidak tidur.
Gangguan tidur dapat menyerang orang dewasa, remaja, dan anak-anak, demikian laporan Cleveland Clinic, Senin, 1 April 2024. Jika Anda memiliki gangguan tidur seperti insomnia, Anda mungkin akan mengalami lebih banyak gangguan tidur.
Ketika Anda tidak bisa tidur karena kecemasan tidur, Anda mungkin mengalami gejala perubahan perilaku, seperti: Mudah merasa lelah, Tidak mampu berkonsentrasi, Gugup, gelisah, Perasaan akan bahaya atau malapetaka yang akan datang.
Beberapa orang juga mengalami serangan panik di malam hari. Serangan panik adalah serangan rasa takut yang tiba-tiba dan intens. Serangan panik ini hanya terjadi pada malam hari dan seringkali membangunkan Anda serta mengganggu tidur Anda.
Kecemasan adalah bagian alami dari manusia. Orang mengalami ketakutan atau kecemasan dalam situasi berbahaya. Stres dan kecemasan dapat memicu tubuh melepaskan hormon yang membantunya bereaksi cepat untuk menghindari bahaya.
Namun jika Anda menderita kecemasan kronis, Anda mungkin merasa stres atau cemas sepanjang waktu. Ini bisa seperti mengalami ketakutan dalam situasi sehari-hari, seperti mengemudi ke tempat kerja atau bahkan saat hendak tidur.
Kadar hormon yang tinggi secara kronis, terutama menjelang waktu tidur, dapat membuat tubuh Anda sulit untuk rileks sehingga sulit untuk tertidur. Jika Anda tertidur, Anda mungkin terbangun di malam hari dengan pikiran yang membuat Anda stres atau cemas dan kemudian kembali tidur.
Kecemasan saat tidur dapat memberikan dampak fisik pada tubuh, seperti: Masalah pencernaan Detak jantung cepat Nafas cepat Berkeringat Ketegangan otot Tremor
Kombinasi kecemasan dan insomnia dapat disebabkan oleh kondisi dimana tidak terdapat cukup hormon tiroid dalam aliran darah dan metabolisme melambat (hipotiroidisme).
Penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dapat mempengaruhi gerakan mata cepat (REM). Ini adalah tahap tidur di mana Anda mengalami mimpi yang jelas. Jika anda menderita kecemasan, mimpi-mimpi ini bisa mengganggu atau berubah menjadi mimpi buruk yang membuat anda tetap terjaga.
Sama seperti kecemasan yang dapat memengaruhi tidur, tidur juga dapat memengaruhi kecemasan. Kegelisahan saat tidur merupakan ciri umum dari insomnia di mana seseorang mengalami kecemasan sepanjang siang dan malam karena kurang tidur, yang dapat menyebabkan tidur gelisah pada malam berikutnya.
Kebiasaan tidur adalah rutinitas yang terjadi saat tidur yang sangat mempengaruhi tidur Anda. Memahami perilaku atau faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan tidur atau membuat Anda sulit tidur dapat membantu Anda mengurangi gangguan kecemasan ini.
Berikut beberapa cara mempraktikkan kebiasaan umum untuk menghindari rasa cemas saat tidur: Hindari minum terlalu banyak cairan, terutama yang mengandung kafein, sebelum tidur. Lakukan aktivitas santai sebelum tidur, seperti bermeditasi atau mendengarkan musik yang menenangkan. Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya, pastikan kamar tidur Anda nyaman, tenang, dan minim cahaya, jaga jadwal tidur minimal tujuh jam setiap malam, dan hindari penggunaan internet minimal 30 menit sebelum tidur. .Hindari perangkat elektronik.
Kecemasan saat tidur dapat memengaruhi seluruh aspek kehidupan, mulai dari performa kerja hingga interaksi sosial dengan orang lain. Sebaiknya temui penyedia layanan kesehatan atau terapis untuk mendiskusikan kecemasan tidur Anda.