Miris, Ini Jumlah Populasi Harimau Sumatera yang Tersisa di Indonesia
JAKARTA – Berapa jumlah Harimau Sumatera yang ada di Indonesia? Jawabannya kurang dari 1.000. Faktanya, harimau sumatera sang raja hutan masih terancam punah. Populasinya yang terus menurun sehingga menimbulkan ancaman terhadap perlindungan lingkungan hidup di Indonesia.
Menurut informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, diperkirakan terdapat 603 ekor Harimau Sumatera yang tersisa di alam liar. Mereka tersebar di 23 wilayah di Sumatera yang masing-masing berjumlah 1 hingga 185. Provinsi Riau merupakan wilayah dengan populasi Harimau Sumatera terbesar. Angka ini hampir sepertiga dari total penduduk.
Menurunnya populasi harimau sumatera dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh berbagai faktor. Antara lain perburuan liar, hilangnya habitat dan konflik dengan manusia. Perburuan liar semakin marak karena permintaan bagian tubuh harimau di pasar gelap semakin meningkat.
Harimau sumatera seringkali dijual secara ilegal sebagai hewan peliharaan, meskipun hal ini ilegal. Sementara itu, deforestasi yang meluas untuk perkebunan kelapa sawit, pertambangan dan pembangunan infrastruktur lainnya menyebabkan hilangnya habitat harimau sumatera. Pada akhirnya terjadilah konflik antara harimau dan manusia.
Di sisi lain, reproduksi harimau sumatera tidak terjadi secara cepat. Selain menunggu hingga seekor harimau mencapai kedewasaan, dibutuhkan waktu yang relatif lama mulai dari pembuahan hingga kelahiran. Harimau membutuhkan waktu sekitar 103 hari untuk hamil. Biasanya dalam satu kali kelahiran, seekor harimau betina melahirkan dua hingga tiga anak sekaligus.
Selain melindungi harimau sumatera di habitat aslinya, pemerintah dan pemangku kepentingan juga melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah mereka.
1. Penunjukan kawasan lindung
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia telah menetapkan beberapa kawasan sebagai habitat harimau yang dilindungi, seperti Taman Nasional Bukit Dikabulu, Taman Nasional Kerinsi Seplat, dan Taman Nasional Gunung Leuser. Kawasan ini merupakan tempat berlindung yang aman bagi harimau.
2. Pemantauan dan Pemantauan
Patroli dan pengawasan kawasan hutan digencarkan untuk mencegah perburuan liar. Pejabat Badan Konservasi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Alam (BKSDA) secara rutin melakukan patroli di habitat harimau untuk memastikan perlindungannya.
3. Pendidikan umum
Program edukasi dan penyadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi harimau sumatera terus dilakukan. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran penting harimau dalam ekosistem dan mendorong partisipasi mereka dalam upaya konservasi.
4. Penelitian dan Pemantauan
Peneliti melakukan penelitian untuk mempelajari ekologi dan perilaku harimau sumatera. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyusun strategi efektif konservasi harimau sumatera.
Upaya konservasi tersebut baru-baru ini membuahkan hasil dan berdampak pada peningkatan populasi harimau sumatera. Di Taman Nasional Bukit Thikabulu Jambi, jumlah harimau sumatera meningkat dari 40 ekor pada tahun 2004 menjadi 80 ekor pada tahun 2023.
Hasil pemantauan harimau sumatera melalui kamera menunjukkan populasinya stabil di Sumbar. Proyek ini diprakarsai oleh Proyek Harimau Kerinsi Cheplot.
Dengan memahami secara pasti jumlah harimau sumatera yang ada di Indonesia, pemerintah, masyarakat, dan organisasi konservasi dapat bekerja sama untuk melindungi habitat mereka, mengurangi konflik dengan manusia, dan menegakkan hukum yang tegas terhadap perburuan liar.
MG/Muhammad Rausan Ranupane Ramalan