MPLS Kerap Jadi Ajang Perpeloncoan, Al-Quran Kutuk Perilaku Bullying di Masa Orientasi Siswa
robbanipress.co.id, Jakarta – Di awal tahun ajaran, siswa akan diajak belajar tentang lingkungan baru melalui Masa Belajar Siswa (MOS) atau Masa Sekolah Pertama (MPLS). Selama ini, mereka akan mengenal sekolah, ruang kelas, peraturan dan guru yang mengajar mereka
Sayangnya, dalam banyak kasus, MPLS atau MOS seringkali menjadi wadah penghinaan, intimidasi, pelecehan atau pelecehan terhadap siswa baru dan lama.
Berperilaku saat MPLS merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mendorong akhlak, kasih sayang, dan memperlakukan orang lain dengan baik. Larangan maksiat seperti menari diatur dalam Alquran
Salah satu surat yang menjelaskan larangan berteriak adalah Surat Al-Humaza ayat 1.
Surah Al-Humaza yang merupakan surat ke-104 dalam Al-Qur’an dan mempunyai 9 ayat, berasal dari kata ‘al-Humaza’ yang artinya orang yang mengutuk atau mengutuk.
Allah berfirman:
ويلٌ كلك حمزةٍ لمزةٍۙ 1
Artinya : “Celakalah bagi semua orang yang mengutuk dan membenci!”
Syaikh Nawawi Bantan dalam Tafsir Marah Labib menyebutkan bahwa Suqi al-Humaza termasuk dalam Surah Makkiya yang terdiri dari 9 ayat, 84 kata, dan 161 huruf. Ayat pertama surat Al-Humazah menjelaskan arti kata ‘menangis’ yang artinya sakit yang luar biasa di Neraka.
Ustaz Jenaudin Lubis, aktivis kajian Islam, menulis di laman online NU, “Di balik siapa pun yang suka mencela dan menghina orang lain, atau yang suka mencaci dan menghina orang di depan umum, itu ibarat darah dan pertumpahan darah.” Dilaporkan pada Senin 15 Juli 2024
Padahal, ayat tersebut ada kaitannya dengan kelakuan Anash bin Sharik yang gemar mengkritik dan menggosipkan orang lain, khususnya Rasulullah. dengan praktik serupa lainnya Simak penjelasan Syekh Nawawi berikut ini:
Ini adalah hal yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan دم كل حمزهم رسول هل هل ل حل هل ل ayah, anak Khalaf adalah Kama على حلى محمد على كما قاله محمد على كما كاله على lagi
Artinya:
Kata Kitab artinya adalah lembah Neraka yang penuh dengan darah, orang-orang yang menghina orang-orang dibelakangnya atau menertawakan mukanya. Kata ini diturunkan tentang Akhnas bin Syuraiq, karena beliau suka mencela dan menghina orang lain. tentang Allah, seperti Tentang Atha, al-Kalbi, dan as-Suddi atau mungkin Walid bin al-Mughira yang memilih menghina Nabi di belakang punggungnya dan mengkritiknya di hadapannya
Dalam kitabnya Tafsirul Munir, Syekh Wahba Zuhayli menjelaskan bahwa surat al-Humaza mempunyai nama demikian karena diawali dengan firman Allah Ta’ala: “Celakalah bagi semua orang yang melaknat dan membenci!”
Istilah ‘Al-Humaza’ mengacu pada orang yang suka bergosip dan melecehkan orang lain melalui perkataan, tindakan, atau perilaku. Sedangkan ‘Al-Lumaza’ adalah orang yang mencela orang lain dengan tanda-tanda dari mata dan matanya
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ‘Al-Humaza’ berarti pengemis dan ‘Al-Lumaza’ berarti pengkritik. Surat tersebut menjelaskan bahwa perilaku tersebut merupakan dosa besar yang dapat merusak hubungan antar manusia dan mendatangkan murka Allah SWT. Surat tersebut juga memberikan beberapa nasihat tentang cara menghindari perilaku ini
Mengenai isinya, Syekh Wahba mengatakan bahwa surat tersebut diterbitkan di Makkah dan membahas tentang penyelesaian permasalahan akhlak yang sulit di kalangan masyarakat, seperti: bergosip berarti membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka. Kedua, Namma yang artinya menyebarkan informasi palsu atau memfitnah orang lain Terakhir, Tayur artinya tertawa atau mengolok-olok orang lain
Inilah Surat Makkah dalam menangani masalah perilaku tidak bertanggung jawab di kalangan manusia, dan menghina dengan celaan saat tidak ada orang lain atau dengan celaan di hadapan mereka.
Artinya:
“Surat ini adalah bagian dari Makkah, isinya tentang menghilangkan permasalahan umat yang paling sulit, memfitnah orang lain yang tidak terlihat ketika mereka tidak berada di sana, atau berbicara buruk tentang mereka ketika mereka berada di sana,” Wahba Az-Juhuly, [Beirut , Darul Fikr : 1991 M], Jilid XXX, Halaman 396).