Norwegia Tolak Bergabung dengan Uni Eropa dalam Menjatuhkan Tarif Tambahan pada EV China

0 0
Read Time:1 Minute, 46 Second

robbanipress.co.id, JAKARTA–Norwegia yang merupakan pionir penggunaan mobil listrik tidak akan setuju dengan keputusan UE yang mengenakan tarif lebih tinggi terhadap mobil listrik China.

Menurut Menteri Keuangan Norwegia Trygve Slagsvold Vedum, Jumat (14/6/2024), pengenaan tarif terhadap mobil China tidak relevan dan tidak diinginkan oleh pemerintahan saat ini.

Norwegia merupakan negara dengan kepadatan kendaraan listrik tertinggi di dunia, dimana 24 persen mobilnya menggunakan listrik pada tahun lalu, dan lebih dari 80 persen kendaraan baru yang terjual pada tahun 2022 adalah kendaraan listrik, seperti yang dilaporkan oleh Statistik Norwegia.

Menurut The Swedish Road Federation (OFV), lebih dari 12 persen mobil listrik yang diimpor ke Norwegia berasal dari pabrikan Tiongkok, angka tersebut mencakup Polestar tetapi tidak termasuk mobil Volvo.

Norwegia, yang bukan bagian dari Uni Eropa, adalah pasar Eropa pertama bagi banyak perusahaan rintisan mobil listrik Tiongkok. Nio memasuki Norwegia pada Mei 2021, setahun sebelum peluncuran resminya di UE. Xpeng diluncurkan di Norwegia sebelumnya, pada tahun 2020. Norwegia juga menjadi rumah bagi beberapa merek China yang sangat langka di Eropa, seperti merek Dongfeng Voyah yang menjual Free SUV-nya di sana sejak tahun 2022.

Xpeng menjual 67 mobil, dan Nio menjual 66 mobil di Norwegia pada bulan Mei. Sebagai perbandingan, Tesla menjual 830 EV di bulan yang sama, sementara Volkswagen menjual 1.372 unit seri ID listriknya.

Pemimpin mobil listrik Tiongkok di Norwegia adalah SAIC dan Geely Group. MG mengirimkan 497 EV ke Norwegia bulan lalu. MG, bekas merek Inggris, dimiliki oleh perusahaan milik negara SAIC, yang terkena tarif tambahan UE sebesar 38,1 persen sejak 4 Juli, di luar tarif 10% yang telah ditetapkan. Polestar, milik Geely Group, menjual 328 EV di bulan Mei. Semua kendaraan listrik MG dan Polestar dibuat di Tiongkok.

Inggris, salah satu negara non-anggota Eropa, belum memberi sinyal apakah mereka akan mengikuti kebijakan UE untuk menaikkan tarif kendaraan listrik buatan Tiongkok.

Pada tanggal 12 Juni, Komisi Eropa (EC) menyimpulkan bahwa kendaraan listrik yang diproduksi di Tiongkok mendapat manfaat dari subsidi negara yang tidak adil. Alhasil, Komisi Eropa mengumumkan tambahan bea masuk kendaraan listrik buatan China dari 17,4 persen menjadi 38,1 persen, tergantung produsen mobilnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %