Osteoporosis Intai Wanita Menopause? Atasi dengan Latihan, Kalsium, dan Vitamin D

0 0
Read Time:1 Minute, 50 Second

robbanipress.co.id, JAKARTA – Menopause merupakan tahapan alami dalam kehidupan seorang wanita yang menandai berakhirnya menstruasi dan persalinan. Di balik proses biologis tersebut, terdapat risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan, yaitu osteoporosis.

Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana kepadatan tulang menurun sehingga membuatnya rapuh dan mudah patah. Bagi wanita, menopause merupakan faktor risiko osteoporosis akibat penurunan kadar estrogen yang signifikan. Estrogen berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang.

Dokter Spesialis Kebidanan (Ginekologi) dan Ginekologi (Fungsi Tubuh Wanita) Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSAI) Limijati Bandung, Prof. Mencegah pengeroposan tulang atau osteoporosis.

“Pada wanita menopause, tidak hanya latihan fisik saja yang penting, tapi latihan beban juga penting agar otot tidak mengecil, karena jika kurang gerak maka otot akan kembali normal dan hal ini dapat menyebabkan osteoporosis. Tono, Presiden Direktur BKKBN Dr beberapa waktu lalu

Ia menjelaskan, siklus menopause setiap wanita berbeda-beda, dan mereka yang berhasil berolahraga dan menjaga pola makan sehat dapat memiliki siklus reproduksi yang lebih panjang. “Semakin baik perlindungannya, semakin lama masa menopausenya (menopause). Selain itu, orang yang memiliki siklus menopause lebih lama cenderung adalah orang yang memiliki cadangan sel telur lebih besar, atau memiliki riwayat gangguan hormonal (PCOS).” dikatakan

Ia mengingatkan, ibu menopause lebih rentan terkena penyakit jantung dan diabetes sehingga latihan beban penting untuk menjaga massa otot. Menurut jurnal tersebut, orang yang ototnya terjaga dapat terhindar dari diabetes karena dengan otot yang terjaga maka otot memiliki lebih banyak reseptor insulin. Jadi insulinnya aktif dan bekerja. Jika tidak berfungsi atau kurang aktif, banyak reseptor insulin yang rusak sehingga mudah terjadi resistensi insulin dan gula darah bisa naik.”

Selain latihan beban dan asupan vitamin D, ia juga merekomendasikan terapi penggantian hormon atau, jika perlu, pengobatan dengan hormon wanita progesteron dan estrogen. “Jika hormon diperlukan maka terapi hormon diperbolehkan, dan apa yang dipilih tergantung penilaian wanita tersebut, hormon apa yang dibutuhkannya, dan dosis apa yang paling tepat untuknya,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa wanita dengan gejala vasomotor, atau mengalami sensasi terbakar pada payudara saat menopause, dapat diobati dengan hormon.

“Kalau gejala vasomotornya bisa pakai terapi pengganti, tapi estrogen atau progesteronnya tergantung keinginan dan kebutuhan pasien. Rahimnya sudah tidak butuh progesteron lagi. Estrogen saja sudah cukup,” ujarnya.

Ia mencatat, khusus untuk terapi sulih hormon, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %