Pekerja di 10 Negara Ini Paling Sejahtera, Ternyata Ada Israel dan Kosta Rika
robbanipress.co.id, Jakarta Gallup World Poll mempelajari populasi orang dewasa di lebih dari 160 negara dan wilayah di seluruh dunia. Data untuk laporan ini yang dikumpulkan pada tahun 2023 mencakup hasil dari lebih dari 128.000 responden karyawan.
Dilansir CNBC, Minggu (23/6/2024), menurut laporan State of the Global Workplace Gallup tahun 2024, 34% responden survei di seluruh dunia mengatakan mereka “sejahtera” dan menjalani kehidupan yang sejahtera, sementara 58% mengatakan mereka “sedang berjuang ” secara global. bekerja
Saat itu, sekitar 8% dari mereka yang disurvei di seluruh dunia mengakui bahwa mereka “menderita” di tempat kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan dan mengukur keterlibatan melalui pengalaman positif seperti pertumbuhan dan kesenangan, serta pengalaman negatif seperti stres, kemarahan, kekhawatiran, kesedihan dan kesepian.
Hal ini karena kebanyakan orang menghabiskan sebagian besar hidupnya di tempat kerja, sehingga tidak mengherankan jika pekerjaan dapat berdampak besar pada kesehatan mental dan kesejahteraan secara umum. Daftar negara
Menurut laporan Gallup, berikut adalah 10 negara dengan persentase penduduk tertinggi yang mengatakan mereka maju: Finlandia: 83% Denmark: 77% Islandia: 76% Belanda: 71% Swedia: 70% Israel: 69% Norwegia: 67 % Kosta Rika: 62% Belgia: 60% Australia: 60%
Negara-negara Eropa mendominasi daftar tersebut, dengan tujuh negara masuk dalam 10 besar. Wilayah ini memiliki persentase pekerja terendah yang mengatakan bahwa mereka sedang menunggu atau sedang mencari pekerjaan baru dan persentase pekerja terendah kedua yang mengalami kesedihan setiap hari.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlanga Hartarto optimistis defisit APBN Indonesia akan tetap di bawah 3%.
Erlanga menjelaskan, dengan adanya RUU defisit APBN ini, kami berharap juga menjadi penyemangat bagi semua pihak untuk optimis terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini dan masa depan.
“Ini baru jadi alarm kalau kita melihat defisit anggaran negara-negara Uni Eropa (UE) yang rata-rata 5%-7%.” Alarmnya berbunyi di Eropa, bukan di Indonesia, Indonesia masih di bawah 3%. . kata Erlanga dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (23/6/2024).
Selain itu, Erlanga juga mengatakan Bank Sentral UE juga telah mengingatkan negara-negara anggotanya untuk menjaga tingkat defisit anggaran di bawah 3%.
Erlanga mencontohkan Jerman, Prancis, Italia yang defisitnya antara 5%-7%, dan Indonesia di bawah 3%.
“Jadi tidak perlu panik.” Mereka mendapat peringatan dari Bank Sentral UE bahwa negara-negara UE harus mengikuti mereka seperti negara-negara Asia,” lanjut Airlanga.
Selain kemampuan menjaga fundamental perekonomian Indonesia agar tetap kuat menjadi hal terpenting, Airlanga juga meyakini kebijakan perekonomian Pemerintah pada tahun depan akan tetap sejalan dengan kebijakan saat ini.
Kemudian, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$2,93 miliar pada Mei 2024 dan berhasil memperpanjang tren surplus selama 49 bulan berturut-turut. Meski terkurangi oleh defisit sektor migas, surplus perdagangan tersebut ditopang oleh surplus sektor gas dan migas sebesar US$4,26 miliar.
Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 dibarengi dengan peningkatan nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Selain itu, ekspor Indonesia ke ASEAN dan UE juga meningkat
Selain dari aspek surplus perdagangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi sebesar 5,11%, kemudian inflasi rendah sebesar 2,8%, dan daya saing juga relatif tinggi. Peringkat daya saing Indonesia naik 7 tingkat pada tahun 2024, tertinggi dalam 6 tahun terakhir.
Di sisi lain, riset terkait IMD World Competitiveness Ranking 2024 mencatat Indonesia berada di posisi ke-27 dari 67 negara, dimana pada tahun 2023 Indonesia berada di posisi ke-34. Erlanga mengatakan pada dasarnya indeks kepercayaan konsumen juga bagus, PMI kita juga positif di atas 50.
Meski kondisi fundamental perekonomian masih stabil, Airlanga mengatakan pemerintah terus menjaga faktor sentimen daerah dan mendorong masuknya investasi.
Devisa dari ekspor juga kita dorong, dan kita minta pengusaha yang ekspornya masih ada valuta asingnya untuk dimasukkan ke dalam negeri,” tutupnya.