Pemain Gagal Manchester United Dituduh Ejek Coventry City, Ini Respon Erik ten Hag
Liputan.com, Jakarta – Usai kemenangan dramatis Manchester United atas Coventry 2023/24. Pada semifinal Piala FA 2008, perhatian tertuju pada pertengkaran dengan Anthony karena tidak menghormati lawan setelah pertandingan.
Anthony meletakkan tangannya di belakang telinga pemain Coventry City itu saat Rasmus Højlund memastikan kemenangan MU. Perilaku seperti itu dianggap tidak pantas dan tidak menghormati lawan bicaranya
Namun saat ditanya mengenai hal itu, manajer MU Erik Das Haag memberikan jawaban bijak. “Saya belum melihatnya jadi saya tidak bisa berkomentar. Tapi saya tahu kami sangat menghormati Coventry City dan apa yang mereka lakukan,” Erik ten Haag berkata dalam komentarnya.
Kapten Belanda itu tak mau bicara lebih jauh dan memutuskan membicarakan performa anak asuhnya. Ia memuji penampilan kuat para pemain hingga menit ke-10 dalam laga dramatis melawan Coventry. Meski tertinggal di akhir, Ten Hague memuji tekad dan ketangguhan timnya untuk mencapai final, menyebutnya sebagai pencapaian yang luar biasa.
“Penampilan kuat United selama 70 menit merupakan bukti tekad dan kerja keras para pemain,” ujarnya. “Mereka menunjukkan tekad yang luar biasa untuk mencapai final dan itu merupakan pencapaian besar bagi klub,” ujarnya.
Eric Ten Haag tetap optimis dengan peluang timnya meraih gelar. Ia mengatakan mereka punya peluang bagus untuk memenangi final meski mendapat tantangan besar dari Manchester City.
Dia berkata: “Meskipun kami harus menghadapi persaingan ketat dari tim seperti Manchester City, kami yakin kami memiliki kualitas dan mentalitas untuk menjadi juara.” “Kami akan mempersiapkan diri dengan baik dan memberikan yang terbaik di laga final untuk meraih gelar yang kami impikan,” ujarnya.
Meski media menyoroti kontroversi seputar pemainnya, Ten Hague tetap mempertahankan pendiriannya dan fokus pada performa timnya.
Dalam situasi yang penuh gangguan dan perhatian asing, De Haag menegaskan kesuksesan tim di lapangan adalah prioritasnya. Ia menunjukkan ketekunan dan kesabaran sebagai pelatih, fokus pada persiapan tim untuk pertandingan mendatang.
Reaksi Ten Hagar terhadap kontroversi yang melibatkan para pemainnya juga menunjukkan kedewasaan dan sikap yang patut diteladani. Ia tetap tenang dalam situasi sulit dan memilih untuk tidak berpartisipasi dalam diskusi yang tidak produktif. Sebaliknya, ia memilih untuk fokus pada hal-hal yang bisa ia kendalikan, seperti performa dan persiapan timnya