Sambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1446 Hijriah Jatuh Tanggal Berapa Masehi?

0 0
Read Time:2 Minute, 26 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H akan segera tiba, sedangkan 1445 Hijriah akan segera berakhir.

Menurut Wakil Sekretaris Lembaga Astronomi Pengurus Nehdletul Ulama (LF PBNU) Muhammad Ma’roufin Sudibyo, jika hilal terlihat dan sah maka 1 Muharram adalah 1446 H. Minggu 7 Juli 2024 . IKLAN.

Namun jika hilal tidak terlihat maka akan terjadi bulan Zulhijah dan 1 Muharram bertepatan dengan Senin 8 Juli 2024.

“Jika hilal terlihat dan sah, maka 1 Muharram 1445 H bertepatan dengan Minggu 7 Juli 2024,” jelas Ma’rufin dari NU Online, Jumat 5 Juli 2024.

Lebih lanjut, ia mengatakan LF PBNU akan mengamati hilal (bulan sabit pertama penanda awal bulan) atau rukyatul hilal pada hari ini, Sabtu 29 Dzulhijah 1445 H atau 6 Juli 2024 M, untuk menentukan awal bulan Muharram. . . 1446 Hijriah.

Parameter hilal di seluruh Indonesia saat itu menunjukkan ketinggian hilal mar’ie +2 derajat 56 menit hingga +5 derajat 33 menit dan perpanjangan hilal haqiqy 6 derajat 54 menit hingga 8 derajat 09 menit.

Dia menjelaskan, kebijakan NU terkait penanggalan Hijriah yang dikenal dengan Kalender Hijriah Nehdletul Ulama atau KHNU menyebutkan awal bulan baru dapat ditentukan setelah rukyatul hilal dilaksanakan. Almanak NU yang dibagikan kepada masyarakat lebih sebagai alat bantu dalam melaksanakan rukyatul hilal dan sebagai pedoman lain bagi umat.

Rukyatul hilal merupakan suatu metode yang diakui dalam fiqih oleh para ulama Nehdletul Ulama untuk menentukan awal bulan Hijriah.

Ma’roufin menjelaskan, penanggalan Hijriah atau penanggalan Islam merupakan sistem penanggalan yang didasarkan pada perputaran bulan keliling dunia. Sistem ini, lanjutnya, mengikuti siklus sinodik lunar, yakni perubahan fase bulan dari sabit, bulan baru, bulan mati, bulan terbit, ke bulan purnama, dan kembali ke bulan sabit lagi.

Durasi satu siklus bulan sinodik adalah sekitar 29 hari 12 jam 44 menit, yang berarti 29,5 hari.

Ma’roufin menjelaskan: “Siklus sinodik bulan biasanya dihitung dari istikbal atau bulan purnama ke istikbal lainnya.”

Ma’roufin mengatakan kalender Hijriah juga terdiri dari 12 bulan, namun lamanya bulan bervariasi antara 29 hingga 30 hari.

Dalam satu tahun Hijriah lamanya minimal adalah 354 hari. Dalam siklus Hijriah yang berlangsung selama 30 tahun, terdapat 11 tahun kabisat dengan panjang tahun 355 hari untuk mengimbangi kelebihan 44 menit siklus bulan sinodik.

Dijelaskannya juga, awal bulan Hijriah merupakan bulan baru dan tanggal 14 atau 15 setiap bulannya merupakan masa Eyyemul Bidh yang ditandai dengan bulan purnama.

Terkait penanggalan Masehi, Ma’rufin mengatakan penanggalan ini merupakan sistem yang didasarkan pada perputaran bumi mengelilingi matahari (milladiye).

Sistem ini menggunakan siklus matahari tropis, yaitu waktu dari posisi matahari di ekuator langit pada tanggal 20 atau 21 Maret setiap tahunnya hingga posisi yang sama pada tahun berikutnya. Durasi satu siklus matahari tropis kurang lebih 365 hari 5 jam 48 menit.

“Jadi tahun Masehi mempunyai nilai minimal 365 hari untuk tahun biasa atau 366 hari untuk tahun kabisat,” jelasnya.

Kalender Masehi terdiri dari 12 bulan dan panjang bulan bervariasi dari 30 hingga 31 hari, kecuali Februari, yang pada tahun-tahun berikutnya memiliki 28 atau 29 hari.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %