Sejumlah Konsumen Ramai-Ramai Kembalikan Apple Vision Pro, Ada Apa?
robbanipress.co.id, Jakarta – Beberapa pengguna Apple Vision Pro dikabarkan mengembalikan produknya setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Sekadar informasi, Apple mengizinkan konsumen mengembalikan barang dalam waktu 14 hari setelah pembelian.
Mengutip The Verge, Kamis (15/2/2024), konsumen pertama yang membeli Apple Vision Pro dikabarkan sudah mengembalikan produk tersebut. Kenyamanan disebut-sebut menjadi alasan mereka memilih mengembalikan headphone tersebut.
Beberapa konsumen mengatakan bahwa alasan pengembalian produk karena efek penggunaan produk. Beberapa orang mengeluh pusing sehingga menimbulkan gejala seperti mabuk perjalanan.
Selain itu, bobot headphone Apple juga disebut-sebut menjadi alasannya. Lalu ada beberapa pengguna yang mengeluhkan penggunaan headphone membuat mata mereka iritasi.
Namun yang menarik, selain pengalaman dan efek setelah pemakaian, beberapa konsumen juga mengatakan fungsi dan harga yang diberikan sebanding.
Seorang pengguna mengatakan bahwa Vision Pro, meskipun cukup mahal, tidak mendukung produktivitas.
Namun bukan berarti headphone pertama Apple gagal. Pasalnya banyak konsumen yang merasa bahwa teknologi yang diberikan bukanlah sebuah masalah, namun lebih pada kenyamanan.
Oleh karena itu, beberapa konsumen telah mengembalikan produknya dan berharap dapat mencoba Vision Pro generasi kedua. Sekadar informasi, Apple Vision Pro memang sukses menyita perhatian konsumen.
Meski dibanderol Rp 55 juta per unit, perangkat tersebut mampu dijual dalam jumlah banyak selama masa pre-order. Menurut catatan, Apple Vision Pro setidaknya sudah terjual 200.000 unit.
Di sisi lain, CEO Meta Mark Zuckerberg dikabarkan juga sudah mencoba langsung headphone produksi Apple.
Moderator Facebook, Instagram, WhatsApp, dan postingan pun tak segan-segan membandingkan Apple Vision Pro dengan Quest 3 buatan perusahaannya sendiri.
Dalam video berdurasi 3 menit 40 detik tersebut, bos Meta menyampaikan dua hal positif tentang headset Quest saingan perusahaannya.
Rabu (14/2/2024), ia memuji resolusi layar dan kemampuan “pelacakan mata” Apple Vision Pro, mengutip konten yang diunggah Mark Zuckerberg di akun Instagram miliknya.
Pada dasarnya, Zuckerberg memaparkan daftar alasan mengapa menurutnya headset Meta lebih baik daripada headset VR Apple.
Tuan rumah Instagram juga menyoroti bahwa headset Quest akan berharga $499, sedangkan Vision Pro akan mulai dari $3,499.
“Setelah menggunakannya, saya tidak hanya menganggap Quest memiliki nilai dan produk yang lebih baik,” kata Zuckerberg.
Selain Mark Zuckerberg, CEO OpenAI Sam Altman juga memberikan masukan mengenai Apple Vision Pro.
Altman mengatakan Apple Vision Pro adalah teknologi paling mengesankan kedua setelah iPhone.
Sam Altman tidak merinci apa yang membuatnya terkesan tentang Apple Vision Pro.
Meski begitu, secara keseluruhan, dia terkesan dengan apa yang telah dilakukan Apple dengan perangkat tersebut.
Ia pun punya pendapat tersendiri mengenai penamaan Apple Vision Pro. Diakuinya, ChatGPT memiliki nama yang lebih buruk dari perangkat yang diberikan Apple. Tapi sekarang, semua orang tahu apa yang dilakukan chatbots.
Jadi, meskipun beberapa pengguna tidak menyukai nama chatbot tersebut, kecil kemungkinan OpenAI akan mengubah nama ChatGPT dalam waktu dekat.
Sekadar informasi, Apple akhirnya resmi menjual Vision Pro ke konsumen Amerika. Usai peluncuran produk, CEO Apple Tim Cook pun mengirimkan pesan internal kepada karyawan perusahaan.
Dalam memo internal yang dikutip Bloomberg, Sabtu (3/2/2024) melalui McCrummores, Tim Cook mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu pengembangan Apple Vision Pro.
Dalam pesannya, ia membandingkan kemunculan Vision Pro dengan lahirnya produk Apple lainnya seperti Mac, iPhone, iPad, dan Apple Watch.
Ia mengatakan Vision Pro bergabung dengan jajaran produk inovatif Apple yang telah menjadikan perusahaan seperti sekarang ini.
Tim Cook juga mengatakan bahwa ini hanyalah awal dari dampak yang akan ditimbulkan oleh sistem komputasi spasial dan Apple Vision Pro. Menurutnya, perusahaan yakin ada peluang besar bagi headphone di masa depan.