Skrining Talasemia, Langkah Penting untuk Pasangan Belum Menikah Mengetahui Status Talasemia
robbanipress.co.id, Jakarta Thalassemia merupakan kelainan darah genetik yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Bagi pasangan yang belum menikah, tes thalassemia merupakan langkah penting untuk keluarga berencana dan kesehatan jangka panjang.
Tes thalassemia penting dilakukan karena Indonesia termasuk dalam sabuk thalassemia, sebutan untuk negara dengan jumlah penduduk pembawa gen thalassemia yang tinggi. Di Indonesia, proporsi pembawa tunggal sifat genetik talasemia β adalah 3–10%. Artinya, sekitar 8-22 juta masyarakat Indonesia membawa sifat genetik thalassemia dan berpotensi menularkannya kepada anaknya.
“Tes skrining penting di sini untuk mengetahui apakah seseorang merupakan pembawa sifat genetik thalassemia,” kata dokter Meriana Virtin, yang juga manajer proyek Laboratorium Medis Cordlife Persada.
Selain itu, tes ini dilakukan oleh setiap orang sebelum memutuskan untuk menikah dan memiliki anak.
“Setiap orang di Indonesia harus mengetahui status thalassemianya masing-masing,” kata Meri. Kebanyakan orang tua mengetahui kapan anak penderita thalassemia lahir
Kebanyakan ibu dan ayah tidak mengetahui bahwa mereka adalah pembawa sifat genetik thalassemia.
Biasanya orang tua yang merupakan pembawa genetik baru mengetahui bahwa dirinya adalah pembawa kelainan genetik talasemia setelah memiliki anak penderita talasemia, kata Meri dalam keterangan tertulis yang diperoleh robbanipress.co.id.
Mengetahui status karier thalassemia sebelum menikah atau tidak akan membantu pasangan dalam merencanakan kehidupan berkeluarga.
Thalassemia merupakan penyakit darah bawaan yang menyebabkan tubuh tidak memproduksi hemoglobin dengan baik.
Padahal, tugas hemoglobin adalah mengikat oksigen agar bisa diangkut ke seluruh tubuh oleh sel darah merah.
Salah satu gejala utama pada penderita thalassemia adalah anemia, suatu kondisi dimana kadar hemoglobin dalam tubuh lebih rendah dari biasanya.
Penderita thalassemia berat harus menjalani transfusi darah secara rutin untuk menjaga kadar hemoglobin dalam tubuhnya dalam batas normal.
Meri menjelaskan, anak penderita thalassemia memiliki gejala seperti lemas, mudah lelah, kulit pucat atau kekuningan, kelainan bentuk tulang wajah, pertumbuhan lambat, perut bengkak, dan urine berwarna gelap.
Ketika penyakit ini berkembang, pasien dengan thalassemia mungkin mengalami kelainan bentuk tulang, pembesaran limpa, pertumbuhan terhambat, dan masalah jantung.
“Tentu saja hal ini dapat berdampak besar pada kualitas hidup anak,” kata Meri.
Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang thalassemia.
Pemeriksaan Thalassemia dapat dilakukan baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di laboratorium kedokteran patologi klinik, termasuk Laboratorium Kedokteran Patologi Klinik PT Cordlife Persada.
Menurut Manajer laboratorium Cordlife Farid Sastra Nagara, laboratorium tersebut dilengkapi dengan peralatan berkualitas tinggi dan staf analis laboratorium.
Paket skrining thalassemia di Cordlife meliputi analisis Hb dan pencitraan darah tepi, sehingga diagnosis thalassemia secara lengkap dapat ditegakkan dalam satu kali pemeriksaan.