Tambah Gedung Baru, SIS Semarang Kenalkan Model Pendidikan Masa Depan
SEMARANG – Intercultural School of Singapore (SIS) Semarang sedang mengembangkan model pendidikan masa depan. Mereka mengembangkan keterampilan siswanya melalui program-program mutakhir mulai dari pembelajaran aktif, coding, virtual reality (VR) hingga robotika.
Selain itu, fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar semakin lengkap dan diperluas. Hingga Jumat (31/5/2024), telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung tingkat SMA.
“Ini merupakan komitmen kami untuk menyelenggarakan pendidikan internasional berkualitas dengan fasilitas tercanggih,” kata Direktur Operasional SIS Group Andrew Patterson di Kompleks SIS Semarang, Area Golf Candi, Jumat (31/05/2024).
Baca Juga: Peringati Misa Syukur ke-100, Komunitas Strada Luncurkan 3 Buku
Diakui sebagai lembaga pendidikan internasional berkualitas, pendidikan memadukan kurikulum Singapura, salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia, bersama dengan Cambridge International Certificate of General School Education (IGCSE) dan International Baccalaureate Diploma Program (IB).
Ketua SIS Semarang Leonard Murray mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai inovasi untuk masa depan pendidikan.
Katanya ada 3 unsur penting yaitu; program, orang dan tempat, program yang berarti staf berkualitas dan tempat yang mendukung.
Baca juga: TEDxYouth@SWA mengajak generasi baru menemukan jati dirinya
Peletakan batu pertama gedung baru SIS Semarang adalah pengembangan sarana dan prasarana, ujarnya.
Dia mengatakan perluasan infrastruktur juga menandai ulang tahun kelompok tersebut yang ke-28 dan menyoroti komitmennya untuk menyediakan pendidikan internasional berkualitas tinggi dan fasilitas modern.
Refleksi sekolah masa depan tidak hanya terlihat di sana dari program dan infrastrukturnya, tetapi juga dari kehadiran lebih dari 25 negara – baik siswa maupun guru.
Meski modern, nilai-nilai budaya tradisional masih dimanfaatkan untuk mengubah jalannya kegiatan belajar mengajar.
SIS Group of Schools didirikan pada tahun 1996 oleh Jaspal Sidhu dari Singapura. Lokasi pertamanya adalah Jakarta.
Saat ini terdapat 15 sekolah yang melayani 5.000 siswa di seluruh Indonesia. Ada juga 4 lainnya di luar Indonesia yaitu; Myanmar, Korea Selatan, Mumbai dan Chennai.